Pentingnya Pembangunan Inklusif Bagi Pemuda untuk Wujudkan Indonesia Emas 2045

30-12-2024 / LAIN-LAIN
Asisten Deputi Kemitraan Pemuda Kementerian Pemuda dan Olahraga, Esa Sukmawijaya dalam diskusi IOF di Gedung Nusantara II, Senayan, Jakarta, Senin (30/12/2024). Foto : Jaka/Andri

PARLEMENTARIA, Jakarta – Hari kedua pelaksanaan Indonesian Opinion Festival (IOF) 2024 di Kompleks Parlemen, Senayan, kembali diramaikan dengan berbagai sesi diskusi yang berlangsung di area berbeda. Salah satu diskusi yang menarik perhatian publik digelar di selasar Gedung Nusantara II dengan tema “Meningkatkan Kesadaran Sosial dan Kapasitas Pemuda dalam Pembangunan Inklusif untuk Indonesia Emas 2045”.

 

Dalam diskusi tersebut, Asisten Deputi Kemitraan Pemuda Kementerian Pemuda dan Olahraga, Esa Sukmawijaya, hadir sebagai narasumber. Esa menjelaskan bahwa untuk mewujudkan Indonesia Emas 2045, pemerintah telah merancang sejumlah program kepemudaan yang diterapkan hingga level kota/kabupaten.

 

“Dalam Undang-Undang Kepemudaan disebutkan perlunya penyediaan sarana dan prasarana bagi pemuda di berbagai bidang, seperti pendidikan, kesehatan, tenaga kerja, dan inklusivitas tanpa diskriminasi. Selain itu, kami juga akan membuat indeks pengukuran keberhasilan terkait perkembangan kepemudaan di setiap kota/kabupaten. Dari sana, kita bisa mengevaluasi dampak program-program tersebut,” ujar Esa dalam diskusi IOF di Gedung Nusantara II, Senayan, Jakarta, Senin (30/12/2024).

 

Diskusi yang dimoderatori oleh Luthfy Ramiz dari Habibie Center ini juga menghadirkan sejumlah narasumber lain, seperti M. Rizki Nugraha Darma Nagara alias Deris Nagara, Presiden BEM Columbia University; Rahma Utami, Ketua Suarise Indonesia; dan Iden Darmawan, Founder Kidz Adventura sekaligus Ketua Paguyuban Pemuda Pelopor Kabupaten Bandung.

 

Rahma Utami menyoroti minimnya kesetaraan akses dan kesempatan bagi tunanetra, terutama di sektor digital dan platform daring. “Jumlah perguruan tinggi yang menyediakan fasilitas bagi pemuda tunanetra, khususnya di bidang teknologi informasi, masih sangat terbatas,” ungkap Rahma.

 

Iden Darmawan menambahkan bahwa pendidikan inklusif adalah kunci untuk menjawab tantangan global. “Pendidikan inklusif dapat menciptakan Indonesia yang lebih adil dan berkelanjutan,” kata Iden.

 

Sementara itu, Deris Nagara berbagi pengalamannya sebagai Presiden BEM Columbia University sekaligus Founder Danaya. Ia menekankan pentingnya regulasi dan implementasi di bidang pendidikan, baik formal maupun nonformal, termasuk pendidikan inklusif, untuk mencetak generasi muda tangguh yang siap mewujudkan visi Indonesia Emas 2045.

 

“Kebijakan yang menyentuh semua kalangan pemuda, tanpa terkecuali, akan menjadi pondasi kuat bagi pembangunan Indonesia di masa depan,” tutup Deris. (ayu/aha)

BERITA TERKAIT
Martin Daniel Tumbelaka: MPR, DPR dan DPD RI Siap Gelar Perayaan Natal 2024-2025
21-01-2025 / LAIN-LAIN
PARLEMENTARIA, Jakarta - Jelang Perayaan Natal MPR, DPR dan DPD RI Tahun 2024-2025 yang akan dilaksanakan pada tanggal 23 Januari...
Gencatan Senjata Tak Berarti Maafkan Kejahatan Kemanusiaan Israel terhadap Palestina
18-01-2025 / LAIN-LAIN
PARLEMENTARIA, Jakarta – Anggota DPR RI Hidayat Nur Wahid mengingatkan bahwa meskipun gencatan senjata sudah ditandatangani dan akan berlaku mulai...
Haji Jalal Dorong KAI Perluas Akses KRL hingga Karawang dan Purwakarta
17-01-2025 / LAIN-LAIN
PARLEMENTARIA, Jakarta - Anggota DPR RI dari Dapil Jawa Barat VII Jalal Abdul Nasirmendorong PT Kereta Api Indonesia (KAI) untuk...
Aqib Ardiansyah: Hindari Kecemburuan, Program MBG Harus Merata di Seluruh Daerah
16-01-2025 / LAIN-LAIN
PARLEMENTARIA, Jakarta - Anggota DPR RI, Aqib Ardiansyah menyampaikan bahwa program Makan Bergizi Gratis yang diinisiasi oleh pemerintah belum sepenuhnya...